Siapa sangka sapu menembak
Bulu anay tebar berantah
tolong hati kunjung tak sama
pinta ampun sepi di luar
tidak tau apa dikata
sapu lari terbengkalai
pojok lara tak kunjung reda
pinggir hati tiba merana
andaikan tau mereka
banyak baik dari sapu
patah kayu teredam sunyi
tunggu sadar seabad lagi
tiba sudah tersadar lara
balik hati yang terbengkalai
tak biasa orang terpana
sakit jiwa sapu merana
tak benar apa dikata
tentang sapu silih perangah
suka sapu siapa tau
tak tau tak mau tau
akhirnya tau nuansa
terpesona bajing terkapar
gunung hati tingkat perhati
bahagia lumuri nadi
baru kini engkau tersadar
banyak baik sapu terlandas
tapi apa mereka tau
sapu merana diterjang abu
my nature life
sebenarnya kalau dilihat saya itu cuek, tapi sebenarnya diam2 saya mengamati lingkungan sekitar walau tak sedetil pengamat mungkin ini berguna
Rabu, 23 Maret 2011
roda
Alunan lagu nan membuai
ikat jiwa nun berderai
luruhi jiwa tergerai
menarik tak kan terkulai
Dengan tutu indahku
buai penontong terpaku
kunjung gigiti kuku
hanya duduk dan terpaku
Indahnya tari ini
hias sepatu bertali
melambai lengan hati
lentik indah terperi
Sudut-sudut dipatuk
tempo terlalu marak
dari semalam suntuk
jelmaan burung merak
Kunjungan yang berlalu
tinggallah ku terpaku
entah jadi benalu
atau dengan serdadu
Diapit tutu indahnya
tegak nun gayanya
sekat air matanya
sigap songsong paginya
Esok cerah terperi
tak buatan nun hati
walau turun sampai pagi
hari ini naik lagi
ikat jiwa nun berderai
luruhi jiwa tergerai
menarik tak kan terkulai
Dengan tutu indahku
buai penontong terpaku
kunjung gigiti kuku
hanya duduk dan terpaku
Indahnya tari ini
hias sepatu bertali
melambai lengan hati
lentik indah terperi
Sudut-sudut dipatuk
tempo terlalu marak
dari semalam suntuk
jelmaan burung merak
Kunjungan yang berlalu
tinggallah ku terpaku
entah jadi benalu
atau dengan serdadu
Diapit tutu indahnya
tegak nun gayanya
sekat air matanya
sigap songsong paginya
Esok cerah terperi
tak buatan nun hati
walau turun sampai pagi
hari ini naik lagi
putaran
lempengan bunyi, berdentum bagai angin
merah laut mendendam angan
simfoni gelap penyayang cahaya
tidakkah ia berlari, memasuki kelebat angin
menemukan dirinya teruntai dalam kegelapan selamanya
Tak kunjung menemukan ujung jurang itu
pemisah antara dunia nyata dan angan
menolak kemerlap air untuk hatinya
tak bisa bicara lagi, ia telah mati
hatinya mati
tak ada yang tau, hanya berjalan
mencoba memisahkan perekat itu
merekatkan retakan itu
sama saja jadinya
kau hanya sampah
bayangkan saja rerumput awan menari
dan ia berdiri diatas jarum memanggul gunung
tak bisa
jangan sia-sia
hari ini tak tenang kembali
mau kau apa juga
tetap serahkanlah semua
jangan berlari di atas air
atau kau akan jatuh pada hampa
dan terbaring mati selamanya
merah laut mendendam angan
simfoni gelap penyayang cahaya
tidakkah ia berlari, memasuki kelebat angin
menemukan dirinya teruntai dalam kegelapan selamanya
Tak kunjung menemukan ujung jurang itu
pemisah antara dunia nyata dan angan
menolak kemerlap air untuk hatinya
tak bisa bicara lagi, ia telah mati
hatinya mati
tak ada yang tau, hanya berjalan
mencoba memisahkan perekat itu
merekatkan retakan itu
sama saja jadinya
kau hanya sampah
bayangkan saja rerumput awan menari
dan ia berdiri diatas jarum memanggul gunung
tak bisa
jangan sia-sia
hari ini tak tenang kembali
mau kau apa juga
tetap serahkanlah semua
jangan berlari di atas air
atau kau akan jatuh pada hampa
dan terbaring mati selamanya
benarkah?
Benarkah cinta itu pelangi?
Di saat semua orang pergi dan aku sendirian
Benarkah cinta itu abadi?
Di saat aku terbangun semuanya hilang
Benarkah Cinta itu mengalun?
Di saat aku terdiam sepi
Benarkah cinta itu indah?
Di saat semuanya rusak seperti ini
Benarkah cinta itu berharga?
ketika aku tak mempunyai apa-apa
Benarkah cinta itu akan datang?
disaat semuanya menghilang
Benarkah cinta di sini?
Aku sendirian di sini
Benarkah aku akan menemukan cinta?
Aku terkurung di sini
Benarkah cinta itu manis?
Cintaku terjatuh di reruntuhan
Benarkah cinta itu ada?
Apakan aku juga ada?
Tetapi, saat kau datang, aku tahu
semua itu benar
terimakasih...
Di saat semua orang pergi dan aku sendirian
Benarkah cinta itu abadi?
Di saat aku terbangun semuanya hilang
Benarkah Cinta itu mengalun?
Di saat aku terdiam sepi
Benarkah cinta itu indah?
Di saat semuanya rusak seperti ini
Benarkah cinta itu berharga?
ketika aku tak mempunyai apa-apa
Benarkah cinta itu akan datang?
disaat semuanya menghilang
Benarkah cinta di sini?
Aku sendirian di sini
Benarkah aku akan menemukan cinta?
Aku terkurung di sini
Benarkah cinta itu manis?
Cintaku terjatuh di reruntuhan
Benarkah cinta itu ada?
Apakan aku juga ada?
Tetapi, saat kau datang, aku tahu
semua itu benar
terimakasih...
pena
semena-mena
pena itu menulis semua tentangku
pena itu menggoreskan darah dari pelangi di mataku
pena itu semena-mena
aku tahu aku mengaturnya
tapi tetap saja
aku tak bisa mencegahnya
tinta-tinta manja
setiap detik pena itu menggores
menyayat lelaku kupu hati
jalan yang telah ditentukan
merantai semua harapan ini
sang pena
yang selalu mengurungku dalam tintanya
yang selalu mengunciku pada bulunya
lepaskan aku, aku ingin pulang
tapi pena itu egois
jika pena itu ingin terus menulis
akan terus menulis
sedangkan aku membusuk menjadi sampah
jika kau memang ingin mencari tinta darah
koreklah jantungku lalu biarkan aku pulang
tetapi kau sang pena egois
kau tetap mengurungku
jika kau memang tak mau melepaskan kunci itu
maka masukkan aku dalam tulisanmu
jadikan kulitku sebagai kertas
agar aku dapat selalu bersamamu
pena itu menulis semua tentangku
pena itu menggoreskan darah dari pelangi di mataku
pena itu semena-mena
aku tahu aku mengaturnya
tapi tetap saja
aku tak bisa mencegahnya
tinta-tinta manja
setiap detik pena itu menggores
menyayat lelaku kupu hati
jalan yang telah ditentukan
merantai semua harapan ini
sang pena
yang selalu mengurungku dalam tintanya
yang selalu mengunciku pada bulunya
lepaskan aku, aku ingin pulang
tapi pena itu egois
jika pena itu ingin terus menulis
akan terus menulis
sedangkan aku membusuk menjadi sampah
jika kau memang ingin mencari tinta darah
koreklah jantungku lalu biarkan aku pulang
tetapi kau sang pena egois
kau tetap mengurungku
jika kau memang tak mau melepaskan kunci itu
maka masukkan aku dalam tulisanmu
jadikan kulitku sebagai kertas
agar aku dapat selalu bersamamu
Sabtu, 01 Januari 2011
Sabtu, 06 November 2010
udah lama nih ga nulis hahaha, aku mau curhat aja, waktu di angkor ada orang ngomong dengan antusias pake bhs spanyol, ngomongin pilotik indonesia deh kayanya. Soalnya kecampur bahasa indonesia juga, ada dpr mpr dll, terus pas turun angkot, ditagih uangnya banyak, jadi mereka marah2 sendiri...
Nah waktu aku naik angkot berikutnya, angkotnya ngetem lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget satu jam mah ada, ih BT!
aku suka sebel sama tukang angkot yang cunihin, ngerokok, jelek dan menjijikkan, jadi suka males naik angkot, jadi aku lebih senang untuk nebeng kaka kelas aku yang rumahnya deket dari pada harus ngurusin orang2 labil di angkot.
Terus sering ada pengamen yang ga di kasih duit terus ngumpat kan tuh, nah ada bapa2 tua yang marah jadi berantem aja di angkot, adeuuh tambah pusing.
tapi angkot juga bisa di jadiin tempat kita buat merhatiin lingkungan. Kadang aku suka merhatiin baju orang yang naik angkot, berapa yang alay, berapa yang modis, berapa yang biasa aja, dll. Aku juga jadi tau rata2 anak muda sekarang ga sabaran dan pemarah, gara2 nungguin angkot ngetem kan mba2 yang di angkot pada marah, tapi ibu2nya biasa aja.
terus bisa di bedain pengamen baik sama engga, kalo baik ga dikasih uang ga marah, kalo engga ga di kasih uang mengumpat. Oh iya aku kan pernah lagi naik angkot, tarus ada pengemis ibu2 naik dan duduk di sebelah aku. nah waktu ada orang yang naik angkot itu pasti ga ada yang mau duduk di samping ibu itu, jadi di jajaran itu cuma aku sama ibu itu... kenapa sih? padahal ibunya baik. Tapi aku mikir, ibu itu naik angkot jauh, kerjanya cuma ngemis, dapet uang dikit ko malah naik angkot? kenapa ga ngemis di tempat yang lebih deket aja coba?
Nah kan pas si ibu itu turun, ibunya kan nyodorin uang, tapi mang angkotnya langsung pergi, hihihi baek juga si mang angkot ga nerima bayaran pengemis~
banyak lah di angkot kejadian yang mungkin sepele, tapi jangan luput bjuga dari mata kita, biar bisa jadi pelajaran buat nantinya oke?
Nah waktu aku naik angkot berikutnya, angkotnya ngetem lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget satu jam mah ada, ih BT!
aku suka sebel sama tukang angkot yang cunihin, ngerokok, jelek dan menjijikkan, jadi suka males naik angkot, jadi aku lebih senang untuk nebeng kaka kelas aku yang rumahnya deket dari pada harus ngurusin orang2 labil di angkot.
Terus sering ada pengamen yang ga di kasih duit terus ngumpat kan tuh, nah ada bapa2 tua yang marah jadi berantem aja di angkot, adeuuh tambah pusing.
tapi angkot juga bisa di jadiin tempat kita buat merhatiin lingkungan. Kadang aku suka merhatiin baju orang yang naik angkot, berapa yang alay, berapa yang modis, berapa yang biasa aja, dll. Aku juga jadi tau rata2 anak muda sekarang ga sabaran dan pemarah, gara2 nungguin angkot ngetem kan mba2 yang di angkot pada marah, tapi ibu2nya biasa aja.
terus bisa di bedain pengamen baik sama engga, kalo baik ga dikasih uang ga marah, kalo engga ga di kasih uang mengumpat. Oh iya aku kan pernah lagi naik angkot, tarus ada pengemis ibu2 naik dan duduk di sebelah aku. nah waktu ada orang yang naik angkot itu pasti ga ada yang mau duduk di samping ibu itu, jadi di jajaran itu cuma aku sama ibu itu... kenapa sih? padahal ibunya baik. Tapi aku mikir, ibu itu naik angkot jauh, kerjanya cuma ngemis, dapet uang dikit ko malah naik angkot? kenapa ga ngemis di tempat yang lebih deket aja coba?
Nah kan pas si ibu itu turun, ibunya kan nyodorin uang, tapi mang angkotnya langsung pergi, hihihi baek juga si mang angkot ga nerima bayaran pengemis~
banyak lah di angkot kejadian yang mungkin sepele, tapi jangan luput bjuga dari mata kita, biar bisa jadi pelajaran buat nantinya oke?
Langganan:
Komentar (Atom)