lempengan bunyi, berdentum bagai angin
merah laut mendendam angan
simfoni gelap penyayang cahaya
tidakkah ia berlari, memasuki kelebat angin
menemukan dirinya teruntai dalam kegelapan selamanya
Tak kunjung menemukan ujung jurang itu
pemisah antara dunia nyata dan angan
menolak kemerlap air untuk hatinya
tak bisa bicara lagi, ia telah mati
hatinya mati
tak ada yang tau, hanya berjalan
mencoba memisahkan perekat itu
merekatkan retakan itu
sama saja jadinya
kau hanya sampah
bayangkan saja rerumput awan menari
dan ia berdiri diatas jarum memanggul gunung
tak bisa
jangan sia-sia
hari ini tak tenang kembali
mau kau apa juga
tetap serahkanlah semua
jangan berlari di atas air
atau kau akan jatuh pada hampa
dan terbaring mati selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar